Senin, 08 Agustus 2016

T.T.M

Sebelumnya saya ucapkan “Happy Anniversary” untuk Universitas Terbuka yang Ke-32. Semoga di umur yang Ke-32 ini UT menjadi institusi PTTJJ berkualitas dunia dalam menghasilkan lulusan pendidikan tinggi yang memiliki daya saing tinggi seperti Visi dan Misi Universitas Terbuka. # Lomba Blog Dies Natalis Universitas Terbuka ke-32

Saat berkuliahan di UT, kita sering mendengar apa itu TTM? sebenarnya apa sih yang di maksud dengan TTM? Yang pasti bukan “Teman Tapi Mesra” lho ya.. seperti judul lagu.. hehe..
TTM atau Tutorial Tatap Muka merupakan salah satu jenis tutorial pembelajaran di Universitas Terbuka. Tutorial Tatap Muka (TTM) dikelompokan menjadi 2 yaitu TTM wajib dan TTM Atas Permintaan Mahasiswa (TTM Atpem). TTM wajib adalah TTM yang termasuk dalam layanan Sistem Paket Semester (SIPAS), sedangkan TTM Atpem adalah TTM yang dapat diselenggarakan jika ada permintaan dari mahasiswa. Nah sekarang sudah tahu kan apa itu yang dinamakan TTM? Sekarang kita lanjutkan lebih jauh lagi mengenai Tutorial Tatap Muka (TTM).

Tutorial Tatap Muka (TTM) dilaksanakan oleh UPBJJ-UT dan tutorial dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan dalam 8 minggu per matakuliah. Selama 8 kali pertemuan tersebut, para mahasiswa diberi tugas 3 kali pada pertemuan ke 3, 5, dan 7 oleh para Tutor. Tutor adalah seoarang pendamping mahasiswa dalam setiap pembelajaran. Tutor bukanlah Dosen, tugas Ia hanya membantu para mahasiswa yang mengalamai kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Tutor adalah fasilitas belajar yang diberikan UPBJJ dalam membantu mahasiswanya dalam belajar mandiri. Apa sih pentingnya kegiatan Tutorial Tatap Muka (TTM)

Tutorial Tatap Muka (TTM) merupakan salah satu jenis tutorial yang disediakan UT untuk membantu para mahasiswa dalam belajar. Tidak semua mahasiswa UT melakukan kegiatan TTM, itu dikarenakan kegiatan TTM tidak diwajibkan bagi seluruh mahasiswa UT. Kegiatan TTM adalah pilihan mahasiswa pada saat registrasi awal sesuai dengan minat dan kemampuan mahasiswa itu sendiri. Pentingnya Totorial Tatap Muka (TTM) adalah nilai tugas yang ada pada kegiatanTTM dapat berkontribusi pada nilai akhir semester sebesar 50% jika nilai UAS minimal 30%. Lalu se-efektif apakah kegiatan Tutorial Tatap Muka (TTM) dalam pembelajaran bagi mahasiswa ?

Tutorial Tatap Muka (TTM) menjadi tempat bagi para mahasiswa untuk belajar bersama di dalam kelas. Pembelajaran yang dilakukan biasanya yang berhubungan dengan keaktifan para mahasiswa seperti halnya mempresentasi hasil diskusi kelompok mengenai materi tertentu. Kegiatan seperti itu dimaksudkan agar para mahasiswa lebih memahami isi materi dengan bahasa yang sederhana tetapi mudah dimengerti. Dan dengan kegiatan itu, para mahasiswa bisa saling tanya-jawab mengenai masalah yang belum mereka pahami sehingga hasil akhirnya para mahasiswa bisa saling membantu jika ada salah satu mahasiswa yang kurang memahami tentang materi tertentu.

Mahasiswa sedang mempresentasi hasil diskusi kelompok

Universitas Terbuka merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang memiliki sistem pembelajaran jarak jauh. Mahasiswa Universitas Terbuka tersebar sampai keseluruh belahan nusantara sampai luar nusantara. “Dimana kampus UT?”. Jika menjadi mahasiswa universitas terbuka, pasti pertanyaan tersebut sering didengar entah itu dari kerabat, teman maupun tetangga sekitar.

Universitas Terbuka memiliki kampus pusat yang terletak terletak di Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang Kota Tanggerang Selatan. Selain itu UT memiliki kantor cabang di setiap provinsi yang dinamakan UPBJJ ,  selanjutnya Unit Program Jarak Jauh (UPBJJ) membentuk kelompok belajar di setiap kota yang disebut POKJAR (Kelompok Belajar), dan di setiap pokjar memiliki kebijakan masing masing terutama mengenai tempat pemilihan lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat kegiatan Tutorial Tatap Muka (TTM). Jadi jika ada pertanyaan mengenai “dimana kampus UT?”, jawabannya yaitu kampus UT terletak di Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang Kota Tanggerang Selatan, sedangkan tempat belajarya bisa SD, SMP, maupun SMA tergantung Pokjar masing masing yang menentukan.

Tutorial Tatap Muka (TTM) di UT dilakukan pada hari sabtu-minggu dengan ketentuan waktu yaitu pada hari sabtu kegiatan TTM berlangsung dari jam 13:00 WIB sampai 17:15 WIB, sedangkan untuk hari minggu berlangsung dari jam 08:00 WIB sampai 17:00 WIB tergantung jumlah matakuliah yang diambil tiap semesternya.

Universitas Terbuka menerapkan kebijakan dimana mahasiswanya yang mengikuti kegiatan Tutorial Tatap Muka  (TTM) diwajibkan menghadiri TTM minimal 5 kali dari 8 kali pertemuan, jika mahasiswa hadir kurang dari 5 pertemuan, dengan begitu nilai tugas TTM tidak akan berkontribusi dalam  nilai akhir semester meski nilai UAS melebihi 30%. Selain itu mahasiwa yang mengikuti kegiatan TTM diwajibkan hadir pada pertemuan ke 3, 5, dan 7 karena pada pertemuan tersebut tutor akan memberikan tugas, dimana tugas tersebut harus di kerjakan langusng di tempat tutorial dan tidak boleh dibawa pulang kecuali mahasiswa tersebut ijin karena suatu hal yang memang tidak bisa menghadiri pertemuan tutorial tersebut.

Dari pembahasan diatas, ada beberapa permasalahan yang biasa dialami dalam kegiatan Tutorial Tatap Muka (TTM) dimana ini bisa menjadi bahan evaluasi selanjutnya bagi pengelola Universitas Terbuka, antara lain yaitu :
1.      Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi dalam kegiatan Tutorial Tatap Muka (TTM) sangatlah penting demi kenyamanan mahasiswa dalam belajar. Mempunyai lokasi yang nyaman untuk di huni dalam kegiatan pembelajaran sangat membatu para mahasiswanya agar dapat berkonsentrasi dalam menuntut ilmu. Selain kenyamanan factor kemanan juga sangat diperlukan demi menjaga barang bawaan yang dibawa oleh para mahasiswa. Pengalaman pribadi yang pernah saya alamai yaitu kehilangan helm saat di parkir dan itu bukan hanya sekali menimpa pada saya saja melainkan pada mahasiswa lainnya.
Selain faktor keamanan dan kenyamanan, fasilitas yang menunjang pun perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi TTM sepertihalnya air bersih.
2.      Pemilihan Tutor
Pemilihan Tutor tidak kalah penting dalam Tutorial Tatap Muka (TTM). Tutor yang memiliki kredibilitas mampu memberikan pembelajaran yang berarti bagi para mahasiswanya. Para tutor perlu yang namanya tanggung jawab dalam mendampingi para mahasiswanya. Tanggung jawab disini yaitu mereka diberi amanah dalam membimbing para mahasiswa dalam belajar. Maka dari itu, segala sesuatu yang dibutuhkan oleh mahasiswa dalam kegiatan belajar sepertihalnya alat batu belajar yang seharusnya para tutor  bawah sendiri seharusnya ada pada saat pembelajaran. Misalnya alat bantu proyektor untuk kegiatan diskusi presentasi yang seharusnya dimiliki oleh para tutor.
awal  Dalam kegiatan TTM, para mahasiswa biasanya menginginkan sosok tutor yang mampu menjadi kawan bagi mereka. Dengan begitu, para mahasiswa akan merasa nyaman dalam belajar.

Mungkin beberapa permasalahan diatas bisa menjadi bahan evaluasi bagi para pengelola Universitas Terbuka demi kenyamana dan kelancaran dalam kegiatan Tutorial Tatap Muka (TTM). Dan dari pembahasan diatas terlihat bahwa kegiatan Tutorial Tatap Muka (TTM) mempunyai peran penting bagi para mahasiswa dalam menimba ilmu dalam perkuliahan di Universitas Terbuka. Tutorial Tatap Muka (TTM) menjadi tempat bagi para mahasiswa untuk belajar bersama dan saling berinteraksi sesama mahasiswa. Pemilihan lokasi dan tutor dalam kegiatan Tutorial Tatap Muka (TTM) menjadi hal yang penting pula bagi berlangsung kegiatan belajar. Hasil akhir memang ada pada diri individu para mahasiswa, semangat belajar yang mereka miliki adalah salah satu kekuatan untuk meraih prestasi. Tetapi seandainya fasilitas belajar mereka diperbaiki, secara tidak langsung itu bisa mendorong semangat para mahasiswa untuk meraih prestasi yang lebih baik lagi.


 Mahasiswa UT bersama para Tutor

Universitas Terbuka menuntut para mahasiswanya untuk mandiri dalam belajar. Karena KEMANDIRIAN adalah salah satu proses kedewasaan. Dies Natalis “UNIVERSITAS TERBUKA”  Ke-32 Empat Windu Membangun Negeriku.



“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-32. Tulisan adalah karya saya sendiri dan buka jiplakan”





Jumat, 05 Agustus 2016

Berjuang Raih “IP” Terbaik di UT


Sebagai seorang mahasiswa, tidak asing lagi dengan yang namanya IP atau Indeks Prestasi. Indeks Prestasi (IP) adalah nilai akhir tiap semester yang nantinya akan di akumulasikan di semester akhir sebagai indek Prestasi Kumulatif (IPK). Bagi sebagian besar mahasiswa, IP tiap semester menjadi momok yang menakutkan karena nilai itu nantinya akan menjadi penentu lulus tidaknya mereka dalam menempuh studi dalam perkuliahan. 
Sedikit berbagi cerita mengenai pengalaman saya kuliah di Universitas Terbuka. Saat ini saya sudah memasuki semester 5 dalam perkuliahan dengan program studi S1 Ilmu Komunikasi. Tentunya selama ini saya pun sudah merasakan bagaimana perasaannya menunggu nilai akhir semester atau IP tiap semesternya dari semester 1 sampai semester 4. Berbicara tentang nilai akhir semester atau IP, sebelumnya saya akan membahas tentang bagaimana mekanisme penilaian IP dalam universitas terbuka. 
Dalam perkuliahan di Universitas Terbuka, nilai akhir semester atau IP dihitung dari nilai Ujian Akhir Semester (UAS) + nilai TTM (Tutorial Tatap Muka) dan nilai Tuton (Tutorial Online) Tetapi ada syarat lain yaitu nilai UAS harus minimal 30%. Jika nilai UAS kurang dari 30% maka nilai TTM dan Tuton tidak bisa ditambahkan. Maka dari itu, nilai UAS kita harus lebih dari 30% atau minimal 30% agar nilai tugas TTM dan Tuton bisa berkontribusi dalam nilai akhir semester atau IP. Nilai TTM berkontribusi 50% sedangkan nilai Tuton berkontribusi 20%. Seperti itulah mekanisme penilaian nilai akhir semester atau IP dalam Universitas Terbuka.
Kali ini saya akan berbagi cerita tentang berapa nilai IP saya dari semester 1 sampai semester 4, mengapa itu bisa terjadi dan bagaimana saya menyikapinya.

Pada semester 1, saya memperoleh indeks prestasi (IP)  yaitu 3 dari 7 mata kuliah. Mempunyai Indeks Prestasi (IP) 3 (tiga) di semester pertama merupaka suatu kebanggaan tersendiri bagi saya, tetapi dari nilai 7 mata kuliah tersebut ada salah satu mata kuliah yang nilainya E = 0. Tidak terbayang sebelumnya saya akan memperoleh nilai E pada mata kuliah tersebut. Setelah ditelusuri ternyata nilai tersebut didapat karean saya melakukan pelanggaran yaitu pola jawaban yang benar dan salah itu sama dengan teman yang ada di kelas ujian. Ya, memang di Universitas Terbuka sistem penilainnya sangat ketat dan menggunakan komputer sehingga seseorang yang melakukan pelanggaran berupa memberi atau mencontoh jawaban temannya akan secara cepat terdeteksi, dan jika itu terjadi kedua orang baik si pemberi dan pencontoh jawaban akan menerima sanksinya. Itualah yang menjadikan saya mendapatkan nilai “E” pada salah satu matakuliah tersebut. Dan dari kejadian itu saya semakin termotivasi untuk belajar lebih giat lagi dan harus menjadi yang lebih baik lagi.

Pada semester 2, saya memperoleh indeks prestasi (IP)  yaitu 2,83 dari 6 mata kuliah. Di semester ini, saya kembali memperoleh nilai E pada salah satu mata kuliah. Dua kali berturut-turut mendapat nilai “E” membuat saya sedikit terpuruk. Jika nilai “E” di semester 1 saya masih sedikit menerima karena itu memang kesalahan saya karena melakukan pelanggaran. Tetapi untuk nilai “E” di semester 2 saya merasa tidak puas dengan hasil niali tersebut. Saya merasa saya sudah meminimalisir pelanggaran dalam semester 2,  tetapi kenapa masih mendapat nilai E? dari rasa ketidakpuasan itu semua, akhirnya saya pun tahu mengapa saya mendapat nilai E untuk kedua kalinya di semester 2 ini, yaitu karena nilai UAS pada mata kuliah tersebut kurang dari 30% sehingga nilai tugas TTM dan tugas Tuton tidak dapat berkontribusi seperti pembahasan sebelumnya yang mengatakan bahwa nilai UAS minimal harus 30% agar nilai TTM dan Tuton bisa berkontribusi. Setelah mengetahui penyebab nilai E tersebut, saya semakin termotivasi untuk semakin giat lagi belajarnya dan mencari metode belajar yang baik bagi saya.

Pada semester 3, saya memperoleh indeks prestasi (IP)  yaitu 3,43 dari 6 mata kuliah yang ditempuh dan 1 mata kuliah ulangan pada semester 2. Di semester ini, saya tidak memperoleh nilai E lagi dan saya merasa bahwa hasil kali ini adalah hasil yang seimbang dengan usaha saya selama semester 3 ini. Dan hasil ini menjadi pemacu saya untuk semakin lebih baik.

Dan diakhir semester kemarin yaitu semester 4, saya memperoleh indeks prestasi (IP)  yaitu 3,86 dari 6 matakuliah yang ditempuh dan 1 matakuliah ulangan pada semester 1. Saya merasa bangga dengan hasil ini, saya merasa bahwa dari pengalaman di semester sebelum-sebelumnya menjadikan motivasi tersendiri bagi saya untuk selalu bangkit dan menjadi lebih baik lagi. Dan hasil sekarang ini, akan menjadi motivasi bagi saya untuk lebih baik lagi di semester depan dan juga harus bisa mempertahankan apa yang sekarang dibangun, yaitu sikap disiplin, tekun belajar, dan selalu optimis untuk melakukan sesuatu yang baru yang lebih baik. 
Sebagian besar menganggap bahwa untuk mendapatkan nilai IP = 3 (tiga) di Universitas Terbuka sangatlah susah. Tetapi sebetulnya anggapan itu salah. Universitas Terbuka memberikan kita kemudahan dalam berbagai hal, seperti halnya fasilitas belajar tidak hanya berupa BMP (Buku Materi Pokok), tetapi ada  juga yang dalam bentuk Audio-Visual. Selain itu kita juga bisa mengunjungi perpustakaan digital yang ada di website UT http://www.ut.ac.id .

Di Universitas Terbuka para mahasiswa dituntut untuk kemandirian dalam belajar. Dalam pembelajaran kita tidak didampingi oleh dosen, tetapi ada sosok tutor yang setiap saat bisa membantu kita saat kita mengalami kesulitan. Dosen bagi mahasiswa universitas terbuka yaitu BMP (Buku Materi Pokok). Maka dari itu untuk memperoleh nilai bagus, mahasiswa UT harus dekat sama dosennya, yaitu BMP itu sendiri. Dekat dalam arti bukan sekedar membawanya, tapi kita dituntut untuk membacanya dan memahami isi modul tersebut. Karena di Universitas Terbuka soal-soal UAS itu semuanya dari materi yang ada di dalam Buku Materi Pokok (BMP). 

Indeks Prestasi (IP) dalam tiap semester di UT didapat dari akumulasi nilai UAS (30%) + nilai TTM(50%) + nilai Tuton(20%). Nilai TTM dan Tuton akan berkontribusi jika nilai UAS minimal 30%. Dengan begitu, nilai TTM dan nila Tuton sangat berkontribusi pada nilai akhir semester atau IP jika nilai UAS minimal 30% atau lebih. Maka dari itu, hal yang kita perlukan yaitu kita harus siap menghadapi UAS. Persiapan awal yang kita perlukan yaitu seringlah membaca modul atau BMP, karena semua soal itu berasal dari materi yang ada didalam BMP.

Sebelum saya akhiri tulisan ini, ada beberapa kebiasaan yang saya lakukan sebelum menghadapi Ujian Akhir Semester yaitu :

  • Menyempatkan membaca keseluruhan materi yang ada di Buku Materi Pokok dan jika perlu mengaris bawahi point point pentingnya saja.
  • Jika ada waktu luang cobalah mengerjakan latihan soal yang ada di akhir kegiatan belajar.
  • Kerjakanlah latihan mandiri yang ada di website UT (http://www.ut.ac.id) untuk mengukur seberapa jauh materi yang anda kuasai dan juga sebagai kisi-kisi soal UAS nantinya.
  • Menjaga kesehatan, seperti halnya pola makan dan pola istirahat kita untuk menjaga agar tetap fit di hari “H” nanti.
  • Konsentrasi sangatlah penting pada waktu mengerjakan soal UAS, maka dari itu untuk menjaga konsentrasi biasanya saya mengunyah permen karet dan mendengarkan musik yang saya sukai sebelum jam ujian dimulai. Karena menurut pakar ahli, bahwa mengunyah permen karet dan mendengarkan musik mampu merelaksasikan otak kita ahar tidak tegang.
  • Dan yang terakhir yaitu berdo’a lah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan meminta doa restu kepada kedua orang tua agar kita diberi kelancaran dalam mengerjakan soal ujian nantinya. 


Kritik dan saran sangat membatu bagi saya yang masih amatir dalam membuat karya tulis seperti ini. Sekian dan Terimakasih.

“Lomba Blog Dies Natalis Universitas Terbuka ke-32”


www.ut.ac.id



“Tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba blog dari Universitas Terbuka dalam rangka memperingati HUT Universitas Terbuka ke-32. Tulisan adalah karya saya sendiri dan buka jiplakan”